Selasa, 23 Oktober 2012

Title: Give me A Last Gift//Ratting:PG +15//genre: Sad, Bromance

Title: Give me A Last Gift
Cast:     Park Na Ra
    Leeteuk
    Kyuhyun
    Ryeowook
    Yesung
    other
Ratting: PG +15
genre: Sad, Romance
Author: http://www.facebook.com/intan1994

Summary:
    Sungguh aku tak ingin dipisahkan oleh kematian, tapi pada kenyataanya aku tak bisa menolak kematian itu sendiri. Aku lebih baik menelan pahitnya di campakkan dari pada harus merasakan di cintai akan tetapi setelah itu kematian memaksa ku untuk berpisah. sungguh biarkan aku mencintainya dan setelah itu biarkan dia menyakitiku dengan mencampakkan ku demi mawar yang lebih indah dari pada aku harus dipisahkan oleh maut.

menjadi seorang senior dari atletik bela diri, mempunyai banyak penghargaan, beribu perunggu, emas dan perak yang ku raih, dan di hormati serta disegani karena ilmu bela diri ku yang tinggi bukan jaminan aku bisa menghindar dari kematian, sungguh kematian itu tak dapat terduga. seorang panglima perang yang merajai medan peperangan dengan gagah dan tak terkalahkan bisa saja mati hanya karena satu gigitan nyamuk. kematian itu membuat semua orang resah karena ia datang tak terduga.

Na Ra Pov

"saeng,, bangun lah chagi! ini sudah pagi!" suara indah itu kembali terdengar di setiap pagi ku,
"ne oppa, aku akan bangun sekarang" ucapku manja sambil bergeliat di dalam selimut ku, dan menarik kembali selimut yang menutupi kepala ku
"aisshh kau ini nakal sekali, bangunlah Oppa akan berangkat ke Jepang hari ini!"
"mwooo? oppa kau akan pergi?" tanya ku kaget pada oppa kesayangan ku
"ne, bangunlah!" katanya lembut sambil mengacak2 rambutku dan beranjak meninggalkan ku, ashh itu kebiasaannya.
"oppa,, kenapa kau harus pergi? bukankah kau baru pulang dari Hongkong?" tanya ku menghentikan langkah Oppa di depan pintu kamar ku
"hahah kau lupa Oppa mu ini kan orang penting!" jawabnya sambil meledekku
"ahh,, dia itu tak pernah bisa serius"

aku Menuruni anak tangga dengan Murung, kesal sekali rasanya selalu ditinggal oleh Oppa kesayangan ku, meski dirumah Masih ada Kyuhyun. Oppa ku yang satunya, tapi dia tak pernah bisa di harapkan. setiap hari hanya bisa berfoya foya bersama kekasihnya yang setiap minggu berganti wajah.

terlihat disana Leeteuk Oppa sedang membaca koran sambil menungguku di meja makan. aku tersenyum melihatnya tapi ku lirik kesisi kirinya terlihat Kyuhyun Oppa dengan roti di mulutnya dan Psp di tangannya. aaahhgg eskspresi wajah ku seketika berubah menjadi manyun. bahkan dari pada adiknya dia lebih peduli pada PSP nya itu.

"Na Ra kau sudah mandi?" tanya Teukie Oppa perhatian sambil tersenyum manis, sedangkan Kyu Oppa tetap fokus pada PSP nya,
"ne oppa, aku sudah wangi" jawabku sambil tersenyum manja menghampirinya
"baiklah ayo kita makan" Teuk oppa menyiapkan aku Roti, dia sangat memanjakan aku
"hhmm aku sudah selesai" Kyuhyun Oppa beranjak dari tempatnya.
"Kyu kau sudah selesai?"
"Hmmm" dia hanya mengangguk sedikit dan meninggalkan kami
"hah dia itu menyebalkan sekali!" gerutuku
"sudahlah jangan pedulikan dia, mungkin dia sedang buru-buru!" Teukkie Oppa mencoba menenangkan ku
"oppa kenapa kau selalu sabar menghadapinya? dia itu sangat menyebalkan!"
"anniya, dia itu orang yang hangat. hanya saja dia sedikit tertutup" Teukkie mencoba memeberiku pengertian, tapi dengan jelas dia tersenyum memaksa. Oppa terlihat sedih. aku tersenyum manis, tak ingin membuatnya khawatir.


"Na Ra oppa pergi ne? mungkin  oppa 3 hari di jepang! kau mau di belikan apa?"
"aniya oppa, aku sudah besar jadi kau tak perlu seperti itu lagi pada ku!"
"hahaha benar juga Nara ku sudah besar sekarang! oppa pergi ne!" dia menciumi keningku kemudian berlalu dengan mobil yang di kendarai ahjussi ke bandara. ada setitik kesedihan di benakku, setiap kali dia pergi ke luar negeri untuk beberapa hari membuat ku kesepian.

kami memiliki kesibukan masing masing, aku sibuk dengan kuliah dan anggar ku. Leeteuk Oppa sibuk dengan perkerjaannya yang menjadi Presdir dari perusahaan peninggalan appa, sedangkan Kyu? dia sibuk dengan dunianya. entahlah, entah dunia apa yang membuatnya lupa pada kami. setiap kali mengingatnya aku sedih, hampir aku lupa bagaimana wajahnya ketika tersenyum.

seperti biasa aku menghabiskan waktu bersama teman2 ku di sekolah Anggar, ya aku mahir dalam Bidang ini, banyak prestasi yang ku dapat. Kata Yesung aku terlihat gagah saat memainkan stick, Yesung adalah sahabat ku sekaligus Lawan ku saat bertarung anggar


Leeteuk pov

ketika sampai dijepang, aku langsung menelphon Na Ra. tapi sebelumnya aku menelphon Kyuhyun,
"hallo, kyu?"
"ne, ada apa?" aah suaranya selalu begini dia tak pernah bersikap manis semenjak kejadian beberapa tahun yang lalu.
"aahh tidak aku hanya ingin mengabarkan aku sudah sampai di Jepang, mungkin 3 hari akan pulang"
"ne, lalu?" tanyanya lagi
"aku ingin kau menjaga Na Ra!"
"aah dia sudah dewasa, dia bisa menjaga dirinya sendiri"
"hei kasihan dia, apa kau tak perduli dengannya? dia adik mu jugakan?"
"aah terserah kau saja," dia menutup telphonnya begitu saja

aku hanya mendengus kesal. kapan dia bisa kembali seperti dulu? semenjak Eomma meninggal dia menjadi dingin. aku mengerti, kami sangat di manja oleh eomma. tapi eomma pergi dengan cara tiba tiba, eomma meninggal karena Kanker otak yang ganas, eomma seorang dokter speciallis Cancer. tapi dia tak bisa menyembuhkan dirinya sendiri. tiba tiba aku kaget mendengar suara Na Ra

"oppa? halloo? oppa kau masih mendengarku?" aahh ya aku lupa aku tadi menelphon Na Ra
"oh ne, mianhae. oppa tak mendengarnya tadi!"
"oppa kau sakit? jika sakit, kau pulang saja!"
"anniya, oppa hanya sedang sibuk sekarang hingga tidak fokus! kau sudah makan? kau sehat kan?
"ne oppa sudah. aku sehat"
"bagaimana anggar mu hari ini?"
"lancar oppa, oppa cepat lah pulang aku tak betah di rumah sendiri, Kyuhyun oppa pasti hari ini tidak pulang!" rengekku manja
"ne, jika sudah selesai oppa akan segera pulang!"
"benarkah? kau memang oppa terbaik di seluruh dunia!"
"hahaha kau ini, sudah dulu. oppa harus melanjutkan pekerjaan ne!"
"ne oppa"

hati ku selalu bahagia bisa mendengarnya sehat. entah mengapa aku sangat takut terjadi sesuatu padanya. Mungkin karena ia mirip Eomma


Na Ra pov

Malam sudah sangat larut, tapi Kyuhyun Oppa belum juga pulang. Aku akan menunggunya, dia pasti sedih jika pulang nanti rumah sudah sepi.
akhirnya Aku menunggu Kyuhyun Oppa, hingga tertidur di ruang Tv.

                            ***

aku terbangun dari tidurku. kulirik jam dinding, pukul 00.30.

"hah aku ketiduran? selimut siapa ini? apa tadi aku membawa selimut kemari? apa Leeteuk Oppa sudah pulang? aah tidak mungkin! apa Kyuhyun oppa? itu apa lagi, mana peduli dia pada ku?"
aku beranjak dan masuk kekamarku. tapi aku melihat pintu kamar Kyu oppa sedikit terbuka,

"dia sudah pulang!" aku tersenyum kecil

tak terasa sekarang sudah pagi lagi. cepat sekali waktu berjalan, hari ini tidak ada yang membangunkan aku.
"drt...drrrtt" ponsel ku bergetar, aku meraihnya dan ternyata Teukkie oppa
'hallo oppa" sapa ku dengan semangat
"hallo. kau sudah bangun"
"hahaha ne oppa, aku sudah bangun. kau perhatian sekali pada adikmu ini"
"tentu, kau kan adik ku yang paling manis"
"benarkah? ooo berarti Kyuhyun Oppa kali ini kalah dengan ku!" jawabku senang
"hahaha ne, dia kan dongsaeng oppa yang paling tampan!"
"hahah ne, karena dia satu2 nya Dongsaeng mu!" jawabku tersenyum semangat, tapi tiba2 aku merasa pusing. beberapa pertanyaan oppa ku abaikan. aku tak dapat mendengarnya rasanya sakit sekali. aku mengakhiri telphonnya berusaha menenangkan diri. beberapa menit kemudian aku merasa baik2 saja, aku beranjak dari tempatku akan ke tempat anggar.
 di ruang tv aku melihat Kyuhyun oppa dengan PSP nya. dia terlihat sibuk dengan PSP nya. aku mencoba menyapa

"pagi oppa? kau sudah makan?"

dia hanya diam, bahkan tak menoleh sedikit pun. aku menunduk sedih, sepertinya dia memang membenci ku. aku meninggalkannya di sana.

sepertinya hari ini terasa berbeda entah mengapa aku merasa tidak sehat. aku berjalan dengan lemah, kakiku seakan tak sanggup berdiri. pandangan ku buram,,,

"aagghh" aku menabrak seseorang,
"mianhae, kau baik baik saja" seseorang sepertinya berusaha membantu ku berdiri. aku tak dapat melihatnya dengan jelas.
"ne, gwencana, aku baik2 saja" ucapku sambil berusaha berdiri dantersenyum pertanda aku baik2 saja
"kalu begitu aku permisi, mianhae"
"hhmm" aku hanya mengangguk dan mengusap-usap mataku aku berusaha melihat. aku melihat namja itu dengan samar. dan kemudian berjalan perlahan menuju tempat anggar. tapi, sepertinya aku tak sanggup lagi aku akan terjatuh,,

                            ****

Kyuhyun Pov

"Bruukkk"
"ahhh kenapa Psp ku bisa terjatuh" tiba2 saja PSP ku terjatuh begitu saja dari tangan ku. aku mengambil PSP dan memeriksanya, tidak ada yang rusak.
"syukurlah, ini mahal sekali harganya"

entah mengapa aku merasa resah, tapi ku abaikan aku tak ingin terganggu fikiranku. aku sudah sangat lelah, ku raih jakcet dan kunci mobil. aku akan kuliah sudah lama kutinggalkan kuliah ku itu. aku kuliah di kedokteran mengambil Jurusan yang sama dengan Eomma. aku berharap bisa seperti eomma, mungkin saja kanker itu nanti juga timbul pada ku dan aku bisa menyusulnya ke surga.


Na Ra Pov

aku membuka mataku perlahan, melihat kesekelilingku,,

"kau sudah sadar? syukurlah!"
"ne, kau siapa?"
"nama ku kim Ryeo Wook. panggil saja aku Wookie, aku yang membawa mu kemari. tadi kau pingsan setelah bertabrakkan dengan ku, kau ingat?"
"ooh ne aku ingat, aku Park Na Ra"

aku baru sadar sekarang aku ada di UGD. jika Leeteuk Oppa tau dia pasti akan sangat panik. baru saja aku berfikir seperti itu, Leeteuk oppa sudah menelphon ku.
"hallo nara, kau baik2 saja"
"ne oppa, aku sehat ada apa?" aku tak ingin dia tahu aku di rumah sakit, nanti dia pasti khawatir
"kau dimana? oppa merasa tidak enak.."
"aku di tempat latihan oppa, tenang saja aku sehat. mungkin oppa terlalu lelah"
"hm mungkin saja, jika terjadi sesuatu beri tahu oppa ne?"
"ne oppa"


"itu siapa pacar mu?" tanya wookie
"anniya, ini oppa ku. dia sangat baikkan, bahkan aku kecelakaan kecil saja dia langsung tahu"
"ne, dia perhatian sekali"
"haha dia oppa no 1 di dunia" jawabku sambil memainkan ponsel ditanganku
"sekarang kau mau kemana biar ku antar" jawabnya sambil tersenyum
"oowwhh tidak perlu, aku bisa sendiri"
"sudahlah aku merasa bersalah, jadi aku ingin menebusnya"
"baiklah kalau begitu antar aku pulang saja" kataku sambil melirik arlojiku. sudah tidak mungkin ketempat anggar ini sudah terlalu sore

Author Pov

suasana terlalu canggung, membuat Wookie merasa risih di dalam Mobil berdua dengan Nara. menurutnya na Ra sangat cantik.

"tadi kau mau kemana?" tanya wookie memecahkan suasana
"aku kan ke tempat anggar, seharusnya ada jadwal latihan"
"oohh,, mianhae telah merusak jadwal mu!"
"anniyaa, itu bukan masalah bessar"
"oya, tadi untuk apa dokter meminta no ponselmu??"
"entahlah, aku juga tidak tahu katanya mungkin dia akan menghubungiku dalam waktu dekat ini"

                    ******* flash back *******

sebelum mereka pulang dokter datang menghampiri Na Ra dengan wajah yang serius.

"mm maaf Nona Park, bisa anda tinggalkan no yang bisa saya hubungi?"
"ne, tapi untuk apa dokter meminta no saya? apa ada masalah serius?"
"kami belum dapat memastikannya? mungkin dalam waktu dekat kami akan menghubungi anda?"

Na Ra terlihat bingung, dia meninggalkan nomor ponselnya.



                    ****** Flash Back End ******

mereka sampai di rumah Na Ra,

"Nona Park,," wookie memanggil Na Ra dengan sedikit ragu
"ne,, haha jangan terlalu formal, panggil saja saya Na Ra, kitakan sekarang teman!"  Na Ra tersenyum
"ooo mianhae, ne Na Ra-ah, ini kartu nama ku. jika butuh sesuatu atau ingin mencari teman cerita hubungi aku ne?" wookie tersenyum sambil memberi kartu namanya
"oohh baiklah. gomawo.. aahh usia mu lebih 3 tahun dari ku, jadi aku harus memanggil oppa!" Nara tersenyum sambil melihat kartu nama wookie
"benarkah, baiklah panggil aku Oppa!" wookie tersenyum

Na Ra Pov

aahh manis sekali namja ini, aku baru sadar.

"Na Ra aku pulang ne, anyeonghagisaeyo"
"ne oppa anyeong,," jawab ku sambil melambaikan tanganku

aku melihat rumah sangat sepi.
'Kyu Oppa pasti sudah pergi, Leeteuk oppa masih 2 hari lagi baru pulang. hah pasti akan sangat membosan kan.' gerutuku dalam hati. sangat tidak meyenangkan, aku merindukan saat2 ketika eomma dan appa masih ada. rumah ini terasa sangat hangat, meski eomma dan appa sibuk, ada leeteuk oppa yang selalu menemani ku. di tambah lagi Kyuhyun oppa dia itu dulu sangat menyenangkan meski terkadang sering membuat ku jengkel.
"huufft aku merindukan saat2 itu" aku bergumam kecil

sudah sore, kyuhyun oppa belum juga pulang. ini benar2 menyebalkan, aku mencoba menelphon Kyu Oppa. tapi dia tak mengangkatnya. dia terlalu sibuk dengan dirinya sendiri.

makan malam sunggu menyedihkan, di meja makan ini aku sendiri. aku melihat ke kursi appa disana kosong, beralih ke kursi eomma disana juga kosong, beralih kekursi teukkie oppa 2 hari lagi nanti akan terisi kembali dan kursi kyu oppa dia tidak ada, sugguh menyedihkan. aku sendiri di rumah sebesar ini. hanya ada ahjuma yang biasa membantu kami di rumah. aku memanggil ahjuma untuk menemaniku
"ahjummaa,,"
"ne,, ada apa Nara?" ahjuma memanggil kami dengan sebutan nama, kami sudah menganggapnya sebagai Kerabat kami sendiri
"ahjumma duduklah di sini bersama ku, temani aku makan!" kataku kecil


Author pov

nara terlihat sangat sedih, di ujung matanya terdapat gumpalan air mata yang seakan sudah tak terbendungi kesedihannya.
"duduklah" perintah Nara yang akan menangis
"ne, ahjuma akan menemanimu" jawab ahjuma, dia merasa kasihan
nara mengangguk pelan

di lain tempat kyuhyun sedang bersenang senang dengan temannya di tempat hiburan malam. sedangkan leeteuk sedang mengadakan rapat, akan tetapi fikirannya tertuju pada Nara. dia merasa sesuatu telah terjadi pada Nara.

keesokan harinya Nara sedang latihan bersama yesung untuk pertandingannya, tiba2 ponselnya bergetar.

"ah ini pasti leeteuk oppa! bukan! ini siapa?"
"ada apa Nara?" tanya yesung
'kita istirahat dulu ne?"
"baiklah?" jawab yesung tersenyum dan meneguk air mineralnya

"hallo?"
"hallo nona Park?"
"ne, anda siapa?"
"saya dokter Lee"
"ahh ada apa dokter?" Nara tesenyum ramah
"sepertinya kita harus bertemu, sesuatu sedang terjadi pada anda?"
"hah? apa yang terjadi?" Na Ra mulai panik
"sebaiknya kita segera bertemu!"
"ne saya sekarang ke rumah sakit"
"baiklah. saya tunggu!"

"ada apa nara? kenapa kau terlihat panik?" tanya Yesung penasaran
"entahlah, sepertinya sesuatu yang tidak baik sedang terjadi?"

Na ra pov

hati ku terasa kalut, entahlah aku sangat khawatir sesuatu terjadi pada ku. aku menjumpai dokter Lee.. rasanya menjumpainya saja bagi ku sudah sangat menakutkan, apa yang akan kudengar nanti?

"Anyeong Haseyo suster?"
"anyeong haseyo! ada yang bisa saya bantu?"
"ne, bisa saya berjumpa dengan Dokter Lee Sung Min?"
"oh ne, Anda nona Park?"
"ne!"
"dokter Lee ada di ruangan nya!" susuter itu menunjukkan ke sudut ruangan
"Khasahamnida!"
"ne,," suster itu membungkuk sopan pada ku

Aku memasuki ruangan itu dengan tegang, disana sudah terluhat dokter Lee menatap ku serius.
"masuklah!"
"ne, ada masalah apa dokter?" tanyaku sambil duduk perlahan di kursi
"anda akan tahu setelah membaca ini!" dokter Lee mamberiku sebuah Map berisikan surat Rumah Sakit

aku membacanya teliti, kata perkata ku perhatikan dengan serius. dan air mata ku jatuh begitu saja ketika membaca "positif Kanker"

"dokter, apa maksudnya ini?"
"ya, anda menderita kanker Otak stadium lanjut!" jawab Dokter Lee datar, tapi seakan dia akan membunuhku dengan perkataannya itu.
"dokter, ini tidak mungkin. saya kemarin kerumah sakit karena saya pingsan. bukan karena saya ingin memeriksa kesehatan saya yang bermasalah. tapi mengapa jadi begini? saya tidak mungkin kanker! pihak rumah sakit pasti melakukan kesalahan!"
"tidak, itu yang sebenarnya. kemarin saat anda pingsan, tn.kim meminta saya untuk melakukan Rontogen untuk kepala anda yang sempat membentur aspal. disitulah awalnya kami menemukan kelainan pada otak anda. ada gumpalan besar didalam otak anda dan itu positif Kanker otak!"
"hah! ini seperti mimpi! separah apa penyakit ini dokter? apa masih bisa di sembuhkan?"
"dengan berat hati saya mengatakan ini sudah sangat parah. bahkan dengan cara Bedah pun belum tentu berhasil. sel kanker menyebar dengan cepat. dan sudah menyebar ke pembuluh jantung!"
"saya akan mati?" tanya ku putus asa
"mati bukan lah di tangan seorang dokter, tapi menurut ilmu kedokteran, ya,, waktu anda kurang dari 1 tahun!" 

aku beranjak dari kursi ku, entahlah, entah kemana tujuan ku sekarang. aku tak mampu menahan derita ini sendiri. hati ku terasa sesak. menangis pun sepertinya tak ada arti lagi. aku hanya berjalan dengan tatapan kosong. harus kemana aku sekarang! aku mengingat Leeteuk oppa, sungguh kasihan dia. sudah terlalu banyak bebannya aku tak sanggup membuatnya semakin sedih, Kyu oppa? hah perduli apa dia? Yesung? tidak dia sudah terlalu rumit dengan masalah appa dan eomma nya yang akan bercerai! kemana aku sekarang??

"aagggggghhhhh" aku berteriak sekuat mungkin sambil memukul kepala ku dengan keras, aku tak perduli lagi dengan mereka yang memandangi ku dan berbisik. tiba2 tas ku terjatuh, aku melihat kartu nama di dalamnya! ah ya aku baru ingat. wookie oppa, aku segera menelphon nya.

"hallo?"
"ya hallo disini presdir kim! anda siapa?"
"aku Na Ra!" jawabku bergetar dan setengah menangis
"hei Na Ra? kau menelphone ku! aku senang sekali? ada apa? kau menangis?"
"oppaa,,," tangis ku pecah di telphon

beberapa menit kemudian Wookie oppa tiba di taman tempat aku menunggunya di kursi kayu yang terlihat sudah sangat tua, taman itu sangat indah, indaaahh sekali,  tepat di hadapan ku terdapat danau yang hijau, pohon pinus mengelilinginya, di sana juga terdapat merpati yang bertengger tenang di antara dahan pepohonan. di sini tempat aku biasa berdiam diri, aku sering menyendiri disini. kali ini aku datang lagi, aku tak tau harus kemana!

"Na Ra??" suara wookie mengagetkan ku. dia melihat ku dengan mata ku yang sembab.
"kau kenapa? ceritakan pada ku?" wookie duduk di sampingku
"oppa?? apa yang harus kulakukan?" aku tak kuasa menahan tangisku ketika melihatnya, aku memeluknya dan menangis di bahunya, sungguh aku sangat ketakutan
"hei apa yang kau katakan?"

aku menyerahkan surat rumah sakit padanya

"mwoo? kanker?" mata nya terbelalak ketika membaca positif kanker, persis sama seperti ekspresiku pertama kali
"apa yang harus kulakukan?" tangis kulagi sambil menutup wajahku dengan kedua tangan, aku tak berani melihat apapun di hadapanku. aku masih berharap ini adalah mimpi burukku saja.
"Na Ra maafkan aku! ini salah ku, andai saja aku tak menabrak mu mungkinn,,"
"tidak oppa, harusnya aku berterima kasih pada mu. karena kau aku tahu aku sedang tidak baik sebelum aku mati secara tiba tiba" jawabku lirih dan menunduk



Author Pov

wookie mengantarkan Na Ra pulang kerumahnya, dia masih merasa bersalah pada Na Ra. sepanjang perjalanan Na Ra hanya diam, terlihat jelas dia tak bisa menerimanya. sesampainya di rumah Nara melihat Kyuhyun di pintu runahnya.

"Oppa? kau sudah pulang?" tanya nara tersenyum, seakan akan tidak terjadi apapun
"hhmm, dia siapa?" tanya Kyuhyun dingin
"dia teman ku!" Nara tersenyum
 kyuhyun masuk seakan tak perduli

"nara? dia Oppa mu?"
"ne, dia oppa ku!"
"tapi bukannya Oppa mu sangat perhatian? kelihatannya dia tidak perduli pada mu?"
"hhmm bukan dia oppa ku yang satunya! dia memang selalu bersikap dingin!"
"begitu? baiklah aku pulang! kau baik saja kan?"
"ne, tenanglah tak perlu khawatir!" Nara tersenyum memaksa
"jika kau butuh teman atau bantuan, aku akan siap membantu mu!"
"Gomawo oppa!" Nara tersenyum

Nara Pov

aku ingin sekali di hibur oleh kyuhyun Oppa, sudah sangat lama aku tak melihatnya tersenyum.

"oppa!!" pangil ku kecil kemudian duduk di sisinya yang sedang sibuk dengan PSP nya. dia hanya diam
"oppa, kau membenci ku?"

dia terdiam dan berhenti memainkan PSP nya. dan beranjak dari tempatnya meninggalkan ku,

"oppa, apa kau tak bisa kembali seperti dulu lagi, sekali ini saja?" kata ku berat, air mata sudah tepat berada di pipiku. aku melihatnya berdiri diam
"apa yang kau katakan? apa terjadi sesuatu?" tanyanya dingin
"apa kau menunggu terjadi sesuatu pada ku baru kau akan merangkul ku lagi?"
"aku tak punya waktu bercanda dengan mu!"
"katakan satu kata saja! apa kau membenci ku?"

aku melihatnya berbalik pada ku, dia memperhatikan ku
"jika itu yang ingin kau tahu, maka jawabannya adalah IYA!" jawabnya dingin. sungguh aku akan terjatuh mendengar kata2 nya
"apa perasaan mu akan berubah jika aku pergi jauh?"
"apa yang ingin kau katakan sebenarnya?" tanyanya sedikit membentak, tapi itu lebih baik dari pada dia mendiami ku bertahun tahun
"tidak ada, aku hanya bertanya!" jawab ku pelan menunduk sambil mencubiti pelan jari telunjukku
"kau menyembunyikan sesuatu?" tanya nya membuatku kaget
"mwo? ah tidak. lagi pula jika ku beritahu pun kau tak akan perduli! bukannya kau membenci ku?" jawabku pelan, dan meninggalkannya
"hei, katakan pada ku?"

aku tetap diam dan berlalu mengabaikannya, pernyataannya tadi cukup jelas bagi ku

"Nara, berhenti! jawab pertanyaan ku! apa kau mau mati hah?" bentaknya mengancam

aku berhenti, menatapnya yang berdiri dengan wajah yang memerah, aku dapat melihat matanya berkaca kaca.

"ya, jika itu bisa membuatmu kembali seperti dulu!" jawabku pelan dan kembali masuk kekamar ku


Kyuhyun Pov

aku merasa dia menyembunyikan sesuatu, tangannya mencubiti jari telunjuk. itu adalah kebiasaannya jika dia sedang ketakutan. dulu Nara pernah memecahkan vas mahal eomma, dia mengakuinya di hadapan eomma sambil mencubiti jari telunjuknya dan menunduk. aku tahu itu adalah pertanda dia sedang ketakutan, apa yang terjadi pada Nara. kata kata ku tadi, aku tahu itu membuatnya sakit. tapi itu bukan lah jawaban yang sebenarnya, ahh apa dia terlalu bodoh hingga tak mengerti aku hanya tak ingin melihatnya menangis! aku tak sanggup melihatnya menangis. tapi aku juga tak sanggup merangkulnya lagi, wajah nya sangat mirip eomma, ketika melihatnya aku seperti melihat eomma. hingga perasaan bersalah pun selalu muncul. aku merasa bersalah pada eomma, aku tak ada saat detik2 terakhirnya. aku tak bisa menyelamatkannya.

ahhh aku frustasi jika mengingat hal itu. aku menyambar kuci mobil diatas meja kamarku bersama jakcet hitamku. Aku ingin bersenang2, lupakan sejenak semua yang membuat ku frustasi.


Author Pov

Nara menangis di dalam kamarnya, berulang kali ia membaca surat dokter itu, berharap dia bisa menemukan keganjalan pada surat itu.

Leeteuk pulang dari jepang lebih awal, dia merasa sesuatu sedang terjadi. dia bisa merasakan Nara sedang membutuhkannya. Leeteuk melihat rumah sangat sepi, berulang kali ia memanggil nara. tapi sepertinya Nara tak menyadarinya, nara masih larut dalam ketakutannya. hingga tak menyadari Leeteuk tepat berada di depan pintu kamarnya dan melihat dengan jelas Nara sedang menangis membaca selembar kertas.

"Nara apa itu?" suara leeteuk membuat Nara terperanjat kaget, dan menyembunyikan kertasnya tergesa-gesa
"anniya oppa, tidak ada apa apa!" jawab Nara bergetar
"serahkan pada ku," Leeteuk membentak sambil menangis, sepertinya dia menyadari sesuatu
"jangan Oppa, itu bukan apa2 itu hanya selembar kertas yang tidak penting!"

Leeteuk terus merebut kertas Surat itu, tak perduli nara menghalanginya, dan ia mendapatkannya.
seketika Leeteuk lemas membaca isi surat tersebut.
"Nara? apa ini? katakan ini salah?" nada suara Leeteuk meninggi
"oppa,, aku takut!" tangis Nara pecah dalam pelukan Oppa nya. dia bergetar ketakutan.
"Tuhan! kenapa ini terjadi lagi!" Leeteuk memeluk erat adiknya, dapat dirasakan tubuh nara yang dingin, dan seketika nara tak bergerak.

"Nara, apa yang terjadi?" leeteuk mulai panik melihat adiknya terdiam dalam pelukkannya dari hidungnya mengeluarkan banyak darah.
"tolooonggg" teriak leeteuk.


Leeteuk Pov

Tuhan apa yang harus kulakukan? mengapa ini terjadi lagi, kenapa harus Nara? kenapa bukan aku? dia orang yang sangat baik, tak sepadan dengan derita nya sekarang.
aku tak dapat berbicara apa pun. hanya terdiam tak percaya di ruang tunggu, menunggu dokter keluar dari ruang UGD. aku berharap ini salah. ini tak boleh terjadi.

aku menelphon Kyuhyun,, tak ada jawaban dia tak mengangkat telphon ku. aku benar benar sangat marah, apa yang dilakukannya saat2 seperti ini.

akhirnya dokter keluar dari ruang UGD, dia menatap ku lama
"kau Leeteuk?"
"ne, aku Leeteuk! kau Lee Sungmin?"
"ne, ini aku"

ah ternyata dia Lee sungmin sahabat ku saat SMA, kami mengobrol banyak hal di kantin rumah sakit.

"sudah kuduga sejak awal, dia adik mu. Nara sangat mirip dengan mu, aku tak menyangka ini terjadi pada mu"
"ya, aku juga tak pernah menyangka bisa seperti ini. aku tak ingin kehilangan dia, aku sangat menyayanginya"
"ne aku mengerti, teukie kau harus bersabar"
"sungmin-ssi.. tolong selamatkan Nara, berikan pengobatan yang terbaik untuknya. berapapun biayanya pasti akan ku bayar. tolonglah aku!!" aku memohon padanya dengan penuh harap
"ne, aku akan berusaha semaksimal mungkin. tapi,, jujur saja, ini sangat sulit. kemungkinan dia bisa sembuh hanya 10%. aku sangat menyesali keadaan ini andai saja penyakit ini lebih awal di ketahui aku yakin dia masih bisa diselamatkan"
"ne kau benar ini salah ku. aku terlalu sibuk dengan urusan ku, hingga tak sempat memperhatikannya. Nara memang sering mengeluh kepalanya sakit, tapi ku kira itu hanya demam biasa aku tak menyangka bisa separah ini."
"sudah lah jangan salahkan dirimu, ini cobaan bagi mu. mm bagaimana kabar Kyuhyun ku dengar dia menjadi direktur di rumah sakit ibu mu? bukankah seharusnya dia sekarang telah menjadi dokter kanker sama seperi ku?"
"entahlah, aku tak mengerti dengan jalan pikirannya. dia hampir tidak pernah pulang kerumah aku benar2 menyesal kenapa ini bisa terjadi pada keluarga ku? keluarga ku benar benar berantakan"
"kau harus bisa menghadapinya"
"ne Gomawo Sungmin-ssi"

Author pov

sudah seminggu Nara di rawat, selama seminggu pula Wookie selalu menemaninya ketika Leeteuk sedang rapat perusahaan.
akan tetapi selama seminggu Kyuhyun sama sekali tak mengetahui apa yang terjadi pada Nara.

beberapa kali Leeteuk menelphon tapi diabaikan oleh Kyuhyun. dia sama sekali tak perduli, membuat Leeteuk benar2 marah. akhirnya nara siuman dari komanya.

"oppa? apa Kyuhyun Oppa datang melihat ku?"
"anniya Nara, tak perlu kau perdulikan dia lagi. dia sangat,,," kata2 leeteuk terhenti ketika melihat Nara hanya terdiam, Nara berusaha menyembunyikan kesedihannya
"nara,, Mianhae oppa tak bermaksud membuatmu sedih?" Leeteuk duduk di sisi Nara memegang pipinya yang dingin
"anniya oppa kau tak salah, kau seperti malaikat bagi ku. malaikat yang dikirim Tuhan untuk memegang tangan ku ketuka kua akna terjatuh. kau tetap menjadi Oppa no 1 di dunia.." Nara menatap Leeteuk meyakinkan dan memegang kedua tangan Leeteuk
"kau memang Yeoja kecilku, sampai kapan pun kau tetap adik kecilku yang manis!" Leeteuk tersenyum mencium kening Nara dan memeluknya hangat.


Nara pov

aku mulai bosan di rumah sakit, aku rindu yesung dan anggar ku, aku ingin mengalahkannya sekali lagi. aku ingin pulang dan bercanda dengan sahabat ku itu. aku ingin mencubiti pipinya lagi seperti dulu,, aahh sungguh aku merindukan Yesung Si Namja manja.
tiba2 leeteuk oppa masuk kekamar ku dia membawakan bunga Lili putih, itu bunga favorite ku.
"pagi yeoja kecil ku,," leeteuk oppa tersenyum hangat menyapa ku
"pagi oppa ku yang paling tampan seluruh jagad raya, apa itu? itu untuk ku kan?" aku menunjuk kearah bunga di tangannya
"anniyaa, ini untuk suster di depan sana!"
"aah oppa kau jahat sekali kau membelikannya untuk suster bukan untukku?" aku membuang muka ku
"aahh kau ini, cengeng sekali. tentu ini untuk mu,, mana mungkin aku membelikannya untuk yeoja lain selain mu!" leeteuk oppa tersenyum sambil mencubiti pipi ku
"sudah kuduga!" aku tersenyum dan meraih bunga di tangannya
"ayo kemari bungan nya buar oppa menaruhnya di cas bunga!"
"ne oppa," aku menyerahkan bunga ku

aku melihatnya menata bunga itu dengan tulus sambil bernyanyi kecil, aku tersenyum melihatnya. dia sudah mapan seharusnya sekarang dia sudah menikah tapi Oppa tak pernah membahas soal itu dia terlalu sibuk mengeurusi ku, dia sangat memanjakan ku

"hei kenapa kau menatap Oppa mu ini seperti itu?" leeteuk Oppa mengagetkan ku dengan mengacak acak rambut ku
"aahh oppa rambut ku,,," kata ku sambil membenarkan posisi rambut ku yang menjadi sarang burung oleh tangannya
"haha salah sendiri kau menatap ku seperti itu! aku tau pasti Saeng ku ini terpesona melihat ketampanan Oppa mu. benar kan?"
"hahaha Oppa kau Percaya diri sekali! tapi kau memang benar, suara mu itu membuat ku terpesona, ayo oppa nyanyikan satu lagu untukku" aku menarik lengannya untuk duduk di ranjang ku, dia pun bangkit dan duduk ditempat yang kusediakan. aku langsung mengambil tempat bersandar di pangkuannya.
"ayo oppa nyanyikan lagi untukku"
"ne, aku akan bernyanyi untuk mu!" dia mengelus lembut rambutku dan bernyanyi dengan merdu, membuat ku tertidur di pangkuannya, aku merasakan pipiku basah, yaa dia sedang menangis tapi aku tetap diam berpura pura tidak tahu, aku ingin mendengar suaranya lebih lama lagi, ku biarkan dia bernyanyi dengan air matanya hingga aku benar2 tertidur..

keesokan harinya leeteuk oppa datang lagi dengan Bunga lili di tangannya,,
"oppa,," panggil ku manja
"ne,, kau ingin ku nyanyikan lagi" jawabnya sambil sibuk menata bunga kedalam vas
"hhmm tidak," jawab ku tersenyum kecil
"lalu,," tanyanya lagi tetap vokus pada bunga itu
'aku ingin pulang" kata kataku membuatnya menghentikan aktivitasnya. dia menarik kursi dan duduk di sisi ku sambil menatap ku
"kau tidak boleh pulang, sebelum kau sembuh total" jawabnya menatap ku serius
"tapi oppa, aku tahu sampai kapan pun aku tak akan sembuh total, aku sudah bisa menerimanya oppa,, kau tak perlu khawatir"
"jawaban ku tetap tidak!" jawab oppa sambil bangkit dari tempatnya. aku memegang telapak tangannya yang kekar
"Jeball, Oppa aku tak mau di akhir hidup ku aku tak bisa melihat matahari,, ada tempat yang ingin kudatangi bersama mu" aku menatapnya dalam. ku lihat oppa membuang mukanya, aku tahu dia tak sanggup melihat wajah ku yang semakin pucat dan kurus
"ne, baiklah" jawabnya pelan dan menunduk, aku tersenyum dan memeluknya yang masih berdiri membuang wajah, aku tahu pasti dia sedang menangis, oppa ku orang yang cengeng


aku telah di pulangkan ke rumah, aku duduk lemah dia atas ranjang ku, aku menuliskan sebuah surat, entahlah batinku memintaku untuk menuliskan surat itu,, tiba2 leeteuk datang dengan bunga lili putih di tangannya.
"kau mulai membaik?" tanyanya tersenyum tulus pada ku
"ne, oppa berkat mu aku jadi semakin kuat" jawab ku
"bagus, oyaa, ada seseorang yang ingin bertemu dengan mu! oppa panggilkan ne" tanya nya sambil meletakkan bunga lili ke dalam Vas
"tunggu oppa,," aku memgang tangannya
"ada apa?" tanyanya lembut dan duduk di sisi ku
"oppaa, kau sangat tampan kau juga mapan apa kau tak ingin menikah?" tanya ku pelan mejaga perasaannya
"haha aniyaa, oppa mau fokus pada kamu dulu, nanti jika kau sembuh pasti oppa akan menikah!" jawabnya tersenyum pada ku
" oppa berapa umurmu sekarang? kau tak perlu menunggu ku, jika kau terus menunggu ku, aku takut tak bisa melihat mu menikah."
"heii apa yang kau katakan!" dia memgang tangan ku
"oppa kau tak perlu kahawatir, cepatlah cari sesorang sebagai pengganti ku! carilah seseorang yang memiliki hati seperti mu, yang bisa memanjakan mu seperti kau memanjakan aku, yang bisa menyanyikan mu seperti kau menyanyikan aku. ku mohon,, aku ingin melihat mu bahagia sebelum,," kata2 ku terhenti, leeteuk oppa menutup bibirku dengan telunjuknya
"jangan bicara seperti itu lagi, oppa tak mau mendengarnya. tak ada yang bisa menggantikan mu, hanya ada satu Yeoja seperti mu,, dan aku telah sangat bahagia bia memiliki mu sebagai adik ku, sebagai malaikat kecil ku. oppa janji kau akan sembuh" dia mengelus rambut ku
aku mengangguk pelan dan tersenyum
"baiklah oppa panggilkan dulu orang yang ingin bertemu dengan mu ne!"
"ne oppa"
beberapa menit kemudian terliahat Wookie oppa muncul

"heii, kau sehat?" tanyanya yang mendekati ku sambil memberiku Lili putih
"ne aku sehat. hah? kau tahu aku suka Lili?" tanya ku senang
"tentu, Leeteuk hyung memberi tahu kannya" jawabnya tersenyum
"hmm kau dekat dengannya?" tanya ku dan dia mengangguk
"nara! ada yang ingin ku bicarakan pada mu"

Author pov

Wookie mulai menatap Nara serius
"ada apa oppa. katakan saja" jawab nara sambil menciumi bunganya
"mm apa kau menyukai ku?" tanya wookie pelan, nara terdiam sejenak
"ne, tentu kau kan teman ku kau juga sangat baik, tentu aku menyukaimu"
"aanniya, bukan itu maksud ku!"
"lalu"
"mma apa kau punya perasaan yang sama dengan ku? perasaan itu di sebut cinta?" tanya wookie menunduk tersipu malu. Nara berfikir sejenak
"ne, oppa aku mencintaimu,, tapi, sepertinya sangat sulit untuk kita bisa bersama. kau tahu kan keadaan ku"
"ne aku sangat mengerti keadaan mu, oleh karena itu aku ingin melindungi mu, aku sangat mencintai mu Nara aku ingin menjadi namjachingu mu!" Wookie menatap Nara serius
"hhmm Baik lah,, aku juga sama" jawab nara sambil tersenyum malu

leeteuk yang mendengarnya dari tadi tersenyum bahagia,
"Tuhan, begitu banyak orang yang mencintainya,, ku mohon jangan ambil dia" batin leeteuk

Wookie harus pulang, Nara mengantarnya ke pintu pagar, kemudian Yesung muncul tiba-tiba di hadapan mereka
"Nara,," Yesung menatap mereka berdua datar tanpa ekspresi
"Yesung, kau kenapa ada disini?"
"hei dia siapa?" tanya wookie
"dia yesung sahabat ku, yesung kenalkan dia Ryeowook. dia namjachingu ku"
"anyeong!" wookie tersenyum Ramah
"anyeong!" balas Yesung
"Nara aku harus pulang, aku baik-baik ne!" Wookie mencium kening nara dan berlalu dengan mobilnya

Yesung menatap Nara datar,
"Yesung kenapa kau menatap ku seperi itu?"
"kau jahat?" ekspresi Yesung mulai berubah
"wae?"
"kenapa kau tidak bilang kau sudah punya namjachingu sekarang? apa kau tak menganggap ku sahabat mu!"
"anniyaa bukan seperti itu!" nara mulai bingung dengan tingkah Yesung yang mulai menangis
"kau tak adil pada ku!" Yesung memeluk nara
"wae?"
"kenapa kau tidak bilang kau sedang akit sekarang? bagaimana bisa kau sembunyikan ini dari ku, kau sangat tidak adil,, saat Appa dan eomma ku akan bercerai kau orang pertama yang ku beri tahu, tapi saat kau Menderita seperti ini aku orang terakhir yang tahu,, kau jahat sekali" yesung menangis dalam pelukan Nara
"Mianhae yesung, aku tak berani mengatakannya pada mu, saat itu kau sedang sedih aku tak mau membuatmua khawatir!" Nara melepaskan pelukannya
"tetap saja kau harus melapaor pada ku" yesung tetap menangis
"heii, kau ini membuatku malu,,"
"wae?"
"tentu saja, kau ini seorang ahli bela diri, tapi kau malah menangis hanya karena kau tahu aku sakit! apa kau tidak malu?" nara tertawa sambil mengusap air mata Yesung.
"kau ini, di saat seperti ini masih sempat bercanda" yesung mencubiti pipi nara
Nara tertawa Geli melihat tingkah sahabatnya

Leeteuk pov

Pagi ini Nara mengajak ku kesuatu tempat, padahal dia sangat lemah, dia memohon pada ku, sungguh aku tak bisa menolak permintaannya, aku tak menemukan lagi cahaya di wajahnya. pipinya semakin mengurus matanya seakan tak sanggup menatap tapi dengan jelas aku masih bisa melihat matanya yang bersinar bening menatap tajam.

Nara membawa ku kesebuah taman yang sangat indah, danau yang hijau terhampar indah di hadapanku. pohon pohon pinus berdiri tegak mengelilingi taman itu, burung burung bertengger tenang di antara dedahanan. aku terdiam menatap keindahan itu, kemudian aku merasakan tangan nya yang lembut menyentuh lembut tangan ku, aku melihat kesisi kanan ku dia tersenyum melihat ku
"ini tempatnya oppa, sebenarnya sejak lama aku ingin membawa mu dan Kyuhyun oppa kemari, tapi,," kata katanya terhenti dia tetap menatap lurus ke danau
"mianhae Nara, Oppa terlalu sibuk hingga tak menyadari kau merindukan kehangatan itu, Oppa juga merasakan yang sama,, seperti saat2 bersama eomma dan appa!" aku merangkulnya dia terlihat sangat lemah tak sanggup berdiri, aku menuntunnya duduk di sebuah kursi tua
dia duduk bersandar di bahu ku, dia memang sangat manja,, aku menggenggam erat tangannya yang mulai dingin. tiba tiba tubuhnya jatuh kepangkuan ku, seketika aku kaget melihat darah segar mengalir deras dari hidung nya. aku mulai panik,,
"Naraa,,," aku mengangkat tubuhnya yang sangat ringan dan dingin, wajahnya pucat bibirnya berubah menjadi biru,,

"Tuhan apa yang harus ku lakukan???"

lagiii,, lagi lagi dia terbaring lemah di dalam ruang ICU, aku tak tega melihat banyak alat yang menempel di tubuhnya, terlebih ketika Sungmin mencoba memicu jantungnya yang mulai berhenti,, aku bisa merasakan betapa tersiksanya dia, tangan tangan ku dingin dan bergetar, mata ku memerah karena tangis ku yang tak bisa ku tahan.
hati ku seperti di iris beribu pisau ketika melihatnya tak berdaya di ruang ICU, meski akhirnya aku bisa menghela nafas lega ketika Sungmin mengatakan dia berhasil di selamatkan. akan tetapu hal ini bisa saja terulang kembali,


Kyuhyun Pov

Aku kembali kerumah ku tapi rumah sangat sepi,
"ahjumaa,"
"ne, aah kau sudah pulang, akhirnya kau pulang juga!"
"ada apa? kenapa rumah sangat sepi. ini sudah pukul 9 malam, apa Leeteuk hyung belum pulang kerja?"
"aahh kau ini, apa aku tidak tahu,, Leeteuk ada dirumah sakit selama 1 minggu lebih!"
mata ku terbelalak mendengar kata rumah sakit, aku mulai gelisah,,
"ada apa dengan hyung?"
"anniyaa, Leeteuk baik baik saja, tapi Nara,, dia,," belum selesai ahjuma berbicara aku kembali keluar dan pergi menuju kerumah sakit,
"mereka di rumah sakit Korea medica!!" ahjuma berteriak dari dalam rumah

sesampai aku dirumah sakit, sudah kulihat Leeteuk hyung duduk bersandar di lorong rumah sakit dengan putus asa. Jakcet ku terjatuh melihat wajahnya yang begitu pucat ketakutan
"hyung!!" panggil ku pelan. dia menoleh kearah ku dengan tatapan amarah, aku tak pernah melihatnya seperti ini sebelumnya. dia menghampiriku dan memukuli ku dia terlihat sangat marah, aku tak berani melawan. sebelumnya Hyung tak pernah seperti ini. akhirnya dia melepaskan ku dan duduk dilantai lemas.
"kenapa kau datang?" tanya nya datar
"apa maksudmu? apa yang terjadi sebenarnya kenapa kau ada di rumah sakit?"
"kau masih berani bertanya?"
"hyung jawab aku!" tanya ku yang mulai menangis aku berharap apa yang ku fikirkan salah
"kau tahu Kyu apa yang ki fikirkan sekarang?" dia mulai bangkit dar tempatnya dan menatap ku tajam
"..." aku hanya diam
"sekarang aku menyesali keputusan appa memberikan perusahaannya pada ku, seharusnya perusahaan di berikan pada mu dan biarkan aku mengambil alih rumah sakit dan menjadi Dokter kanker agar aku bisa menyembuhkan Nara dengan tangan ku tanpa harus merasa ketakutan kehilangannya seperti sekarang. seharusnya aku masih bisa melindunginya dengan darahku tanpa harus ku memohon pada mu!"
"degg" jantung ku seakan berhenti mendengar perkataannya, air mata ku mengalir deras
"apa maksudnya? katakan Nara baik2 saja!" Nada suara ku meninggi
"aku ingin mengatakannya tapi kenyataannya tidak, Nara Ku sekarang sedang bertarung dengan maut," Hyung berteriak di hadapan ku
kaki ku seakan tak bisa menopang tubuh aku bersimpuh di lantai.
"tidaakk,, kenapa harus dia? kenapa bukan aku? aku yang menginginkan kematian! bukan dia? kenapa Harus Nara Tuhan!" aku benar2 tak percaya berharap ini adalah mimpi
"kau benar! kenapa harus gadis sebaik nara! kenapa bukan kau saja!" Leeteuk memukul dinding dengan kepalan tangannya
"kenapa tak ada yang memberi tahu ku?"
"kau bilang apa? berapa ribu kali pnselmu berbunyi dan berapa kali kau menjawabnya, kau mengabaikannya. dan perkataan terkhirmu pada Nara membuat ku benar2 membenci mu, kau tahu kau bisa membunuhnya dengan kata kata mu."

aku teringat dengan pertanyaan nara saat itu

                        *** Flash Back ***

"oppa, apa kau tak bisa kembali seperti dulu lagi, sekali ini saja?" kata nya berat, air mata sudah tepat berada di pipinya.
"apa yang kau katakan? apa terjadi sesuatu?" tanyaku dingin
"apa kau menunggu terjadi sesuatu pada ku baru kau akan merangkul ku lagi?" kata2 nya membuat ku resah
"aku tak punya waktu bercanda dengan mu!"
"katakan satu kata saja! apa kau membenci ku?"

aku melihatnya lama, sepertinya sedang terjadi sesuatu
"jika itu yang ingin kau tahu, maka jawabannya adalah IYA!" jawab ku dingin. aku melihatnya seperti kehilangan harapan
"apa perasaan mu akan berubah jika aku pergi jauh?" pertanyaan itu lagi,, aku merasa bingung

                        *** Flash Back end ***

ingatan itu membuat ku merasa bersalah, sungguh aku tak punya maksud untuk menyakitinya, aku sangat menyayanginya,, bahkan aku tak berani bertemu dengannya, aku takut dia terluka karena ku,, tapi kali ini aku benar2 membuatnya teluka.

Aku menatapnya di balik pintu kaca ruang ICU, dia sangat lemah, kemana Nara ku yang gagah, tak terlihat lagi pada dirinya.
"Nara mianhae,, jeongmal mianhae,," kata ku lirih


Leeteuk pov

dari kejauhan aku melihat Kyuhyun menangis, sebelumnya aku tak pernah melihatnya menangis setelah kematian Appa dan eomma. apa dia menyayangi Nara seperti aku menyayangi Nara? apa dia tak membenci Nara? Aku kasihan melihat kyuhyun seperti itu, dia seperti tak bisa melihat harapannya. apa sebenarnya yang di fikirkan? aku mendekati Kyuhyun memgang pundaknya, dengan cepat dia mengusap air matanya
"Kyu,, kau baik baik saja?"
"hyung? ini salah ku? apa yang harus kulakukan untuk menebusnya? Nara pasti sangat membenci ku!" dia memelukku, dan menangis. ternyata seorang keras kepala sepertinya bisa menangis, tentulah Nara sangat berharga baginya.
"anniya, kyu,, Nara sangat menyayangi mu, setiap hari dia menanyakan keadaanmu! dia sangat merindukanmu! ada tempat yang ingin dia datangi bersama mu??"

Kyuhyun melepaskan ku,

"dimana tempat itu?"

aku membawanya ketmpat dimana Nara membawaku terakhir kalinya. Kyuhyun terlihat kaget melihat tempat itu, bukan karena takjub tapi karena dia tahu sesuatu,



Kyuhyun Pov

tempat ini? Nara masih menunggu ku disini? 10 tahun lalu aku membawanya ketempat ini,


                        *** flash Back ***
10 tahun lalu saat ulang tahun nya ke 11, aku membawanya ke taman ini
"Nara,, tutup mata mu, ini hadiah terindah yang pernah ada" aku menutup matanya dengan tangan ku. saat itu usia ku 15 tahun
"oppa cepat lah, aku tak bisa melihat apa pun"
"baikalah,, ini dia" aku melepaskan tangan ku, dia hanya diam tak percaya
"oppa indah sekali.."
"ne, tentu indah, aku emnemukannya untuk mu khusus hadiah ulang tahun mu"
"oppa kau baik sekali"
"ne,, kau kan satu satunya adikku"
nara kecil mengangguk semangat.

"Nara,, jika kau sedih dan kesepian kau bisa menunggu ku disini, aku pasti datang untuk mu!"
"benar oppa, jika aku sedih dan merindukan mu aku pasti akan menemukan mu di sini, benarkan?"
"tentu saja! lihat itu kursi nya bagus kan, ini kubuatkan untuk mu!"
"oohh jadi ini yang membuat tangan mu terluka oppa?"
"hhmm tapi tenang saja oppa mu ini kan orang paling kuat"

                        *** Flash Back End ***

jadi sampai sekarang dia masih sering datang kesini? ku kira hanya aku yang sering datang ketempat ini


Author Pov

Leeteuk terlihat bingung dengan Kyuhyun.
"kyu,, apa yang kau fikirkan?"
"hyung,, tempat ini adalah hadiah ulang tanhunnya dari ku, selama ini jika aku tidak pulang, itu berarti aku tidur di kursi itu,," kyuhyun menunjuk kearah kursi tua
"benarkah? jadi selama ini kau tidur di sini?"
"ne, aku selalu menunggu Nara di sini" Kyuhyun mulai menunduk.

tiba2 ponsel Leeteuk bergetar
"drrtt drttt"
"hah ini dari rumah sakit!" dengan cepat Leeteuk mengangkatnya
"hallo?'
"hallo ini Tuan Park?"
"ne, ada apa suster?"
"nona Park Kritiss"
'mwoo? kritiss??"
kyuhyun langsung berlari menuju mobil dan di ikuti Leeteuk

sebelumnya Nara sempat sadar dan bertemu dengan Wookie dan yesung

"Chagii, cepatlah kau sembuh, aku tak tega melihat mu seperti ini,, ku mohon!" Wookie mencium punggung telapak tangan Nara.
'ne oppa, aku akan bertahan kau tenang saja"
"Nara, aku tak mau tahu, aku masih ingin bertarung anggar dengan mu, terakhir aku kalah dengan mu, dan kali ini aku ingin mengalahkan mu jadi ku mohon kau harus sembuh"
"Hei Yesung-sii kau tak akan menang dari ku" Nara tersnyum Lemas
"Oppa, jika aku  pergi nanti kau tak boleh menangis ne, aku tak mau melihat mu menangis kau terlihat jelek saat menangis" Nara mengelus tangan Wookie
"kau tak boleh bicara seperti itu, kau harus kuat!"
"benar kata wookie, kau harus sembuh Nara,, Jika kau pergi aku tak punya lawan anggar sehebat mu lagi!"
"haha kalian tidak boleh seperti itu,, kalian harus siap jika nanti aku pergi!" Nara masih memperlihatkan senyumnya yang manis sebelum akhirnya dia lemas dan benar2 tak bergerak.

Sungmin mencoba memberikan pertolongan dan Nara pun masih bisa bertahan. Wookie dan yesung duduk lemas di ruang tunggu, Nara dalam keadaan kritis

Kyuhyun Dan leeteuk tiba, mereka melihat Yesung dan Wookie terlihat pucat.
"bagaimana dengan nara?" tanya Leeteuk cemas,
"dia kritis Hyung" jawab Yesung pelan

kyuhyun masuk kedalam ruang ICU. dia mengelus lembut kening Nara, Kyuhyun menangis di sisi Nara,,

"Nara,, jebaall, sadar lah, izinkan aku menebus kesalahan ku, bangunlah Nara, Oppa masih ingin melihat senyummu, oppa masih ingin bermain di taman bersama mu, maafkan oppa yang tak datang saat kau menunggu di taman, bangunlah!! jebal!!"

perlahan mata Nara terbuka,, air matanya terjatuh melihat Kyuhyun
"oppaa,, kau datang!"
"ne,, oppa disini, oppa datang!"
"oppa, sakit.." keluh Nara
"mana dimana sakit, oppa akan meymbuhkannya!"
"kepala ku sakit sekali,," Nara bersikap manja pada kyuhyun, kyuhyun membelai lembut kepala nara,,

Leeteuk masuk dan berdiri di samping sisi kanan Nara. dia tersenyum dalam kesedihan,, kemudian perlahan pergi,, Nara memegang tangan Leeteuk yang kekar,
"anniya oppa jangan pergi,, tetap disini,, temani aku, aku takutt,, aku tak bisa melihat oppa" pinta nara menangis
"ne,, oppa di sini" leteeuk duduk di ranjang Nara dan memangku nara!
"oppa,, nyanyikan aku satu lagu,, karena aku benar2 ketakutan" kyuhyun bisa merasakan tangan Nara yang mulai dingin
" Ne, oppa akan bernyanyi untuk mu" Leeteuk menyanyikan Nara nyanyian seperti saat dia di rumah sakit dulu sambil menangis. perlahan mata nara terpejam, genggaman Nara melemah dari tangan kyuhyun. Kyuhyun berusaha menahan tangisnya, dia sudah menduga apa yang akan terjadi. Wookie duduk terdiam dengan tatapan kosong di ruang tunggu. Yesung masih dengan tangisannya yang tak bisa di sembunyikan
hingga akhirnya terdengar suara jeritan Kyuhyun,
"Naraaa,,,,,, bangunlah aku mohon izinkan aku menebus kesalahan ku.."
Leeteuk memeluk erat Nara, menciumi kening nara yang mulai dingin air matanya memenuhi wajahnya. seketika air mata Wookie terjatuh,, Nara benar benar telah pergi,,

Nara telah di makam kan. Kyuhyun masih duduk bersimpuh di samping nisan, dia menangis sedih dan meyesal,,
Wookie datang menghampiri kyuhyun dan memberi sebuah surat,,
"kyu bacalah ini dari nara!"

Kyuhyun duduk di kursi tua menghadap danau, perlahan dia membuka Surat nara

Dear,,

oppa kemana kau saat aku menunggu mu di taman, aku sangat lelah menunggu mu,, tapi kau tak pernah muncul.
oppa aku tahu, setiap malam kau pasti ada ditaman, buktinya setiap pagi aku harus membersihkan botol kopi yang kau minum, kau benra2 merepotkan. Oppa mengenai pertanyaan ku saat itu, aku hanya ingin memastikan kau masih menyayangi ku atau tidak, dan aku menemukan jawabannya, yaa, kau menyayangi ku kan,, aku tahu oppa, kau menatap ku dengan sedih, kau juga yang setiap malam meneylimuti ku saat aku lelah menunggu mu dan tertidur di ruang tv. benar kan??
pada saat wookie oppa mengantar ku pulang aku bisa melihat kekhawatiran mu, hingga kau menunggu ku di depan pintu, tenanglah wookie oppa orang yang baik kau tak perlu mencurigainya,,
oohh ya  Oppa kau tak perlu merasa bersalah pada ku, nanti saat saat terakhir ku aku akan menyisakan tenanga ku untuk menunggu mu, dan itu cukup untuk membalas semua waktu yang telah terbuang, oppa tolong carikan seorang yeoja yang cantik untuk teukkie, dia itu tak bisa memilih wanita cantik, satu2nya wanita cantik yang dia kkenal hanya aku, jadi ku mohon beri aku hadiah terkhir dengan membahagiakannya seperti dia membahagi kan ku,, dan kau harus bisa menjadi dokter kanker agar tak banyak orang menjadi seperti lu, itu sudah sangat cukup,,, katakan pada teukie Oppa I LOVE HIM SO MUCH,,
SARANGHEYO OPPA   

air mata Kyuhuyn mengalir deras di pipinya,,

"aku berjanji aku akan menjaga Teukkie oppa dan menjadi dokter Hebat untuk mu!



Kyuhyun Pov

123,, kimchiiii..

aku memoto teukkie yang akhirnya menikah dengan Seniorku dia seorang dokter yang cantik dan sangat cocok untuk teukkie hyung,,
kami pun foto bersama,,, ada wookie, yesung aku, dan teukkie bersama istrinya

                        END

Minggu, 14 Oktober 2012

My New FF

Title: Rain Story
Genre: Romance
Ratting: All
Length: one shoot
Cast:     Kim Ryeowook
    Jang Hye Mi
Author: http://www.facebook.com/intan1994

Rintikan hujan belum juga reda sejak pagi tadi, aku masih duduk di balik jendela dengan secangkir susu coklat panas sambil memandang kearah luar dimana tetesan air hujan jatuh dari daun daun pinus. tepat di hadapan ku terdapat danau berwarna hijau, di sekeliling nya banyak pohon pinus. disana, tepat di sana adalah tempat pertama kali ku bertemu dengan nya.
"huftt" sesekali aku menghela nafas panjang, mengingat kisah cintaku yang begitu rumit.

dalam ingatan ku 9 tahun yang lalu,

hari itu adalah hari pertama ku di Jin an. aku duduk di teras rumah bermain dengan air hujan yang jatuh dari atap teras rumah ku. tanpa sengaja aku melihat seorang gadis belia dengan seragam SMA nya berjalan tertatih, saat itu hujan turun dengan lebat. aku berlari membawa payung kearah gadis itu, aku merasa kasihan pada nya. semakin dekat semakin jelas terlihat wajah nya yang menangis, air matanya bercampur dengan air hujan.

"kau kenapa?" tanya ku menyodorkan payung padanya. tak ada jawaban, gadis itu mundur selangkah
"kau takut pada ku?" tanya ku lagi, dia tak menjawab tapi malah menangis keras. 
"hei diam lah, jangan menangis,," bujuk ku, tapi gadis itu semakin menangis. aku melihat ada darah di kaki nya.

"mwo? kau terluka? lutut mu terluka! jadi karena ini kau menangis? ayo ikut aku,,"

aku mengajak nya kerumah ku, dia menggeleng cepat
"ayo lah tidak apa apa, lutut mu harus di obati. kalau tidak nanti bisa infeksi. kau mau kaki mu di potong?" bujuk ku, gadis itu terlihat khawatir mendengar perkataan ku, kemudian dia mengangguk.

sesampai ku dirumah, aku memperkenalkan nya pada ibu ku
"Ryeowook-ah, siapa dia?" tanya eomma
"dia teman baru ku bu, kakinya terluka!"
"siapa nama mu cantik?"
"jeoneun, jeoneun Jang hye Mi!" jawabnya pelan,
"dia sedikit pemalu bu," sambung ku
"mm yasudah, Chagi ambilkan kotak obat. kakinya harus di obati!" perintah eomma, aku berlari mengambilkan obat.

aku dan eomma mengobati luka Hye Mi, sesekali dia meringis kesakitan tapi tak berani menangis.

"nah, selesai,," kata eomma tersenyum pada Hye Mi
"Hye Mi, kau disini dulu ya. tunggu hujannya reda kaki mu masih sakit kan?"
Hye Mi yang pemalu hanya mengangguk,
"chagi, berikan baju mu untuk Hye Mi, dia kedinginan!" perintah eomma
"anniya, gwencana ahjuma!" sahut hye mi mengeluarkan suara
"wae? kau malu memakai baju ku?" tanya ku spontan, gadis itu menunduk dan menggeleng.
"yasudah kalau begitu, akan ku ambilkan baju ku. tunggu sebentar,"

tak lama aku kembali dengan membawa baju ku, eomma menyuruh nya mandi dan mengganti bajunya. beberapa menit kemudian setelah mandi dia muncul dengan memakai kaos putih ku yang kebesaran baginya.
aku tertawa melihat dia memaki baju ku, dan membuatnya menunduk dan sedikit menangis
"he, mianhae aku tak bermaksud mengejek mu!" bujuk ku lagi, dia mengangguk. aku mengajak nya bermain menunggu hujan reda, kami bermain tebak tebakan, aku memperagakan seekor binatang dan dia harus menebak nya. kami bermain dengan semangat, dan sepertinya dia mulai melunak pada ku. dia mulai berani berbicara atau bertanya.
 Hujan mulai reda, aku megantar nya pulang dengan sepeda ku. aku memboncengnya di belakang dan bernyanyi beberapa lagu sambil mengayuh sepeda.

"Ryeowook-ah, kita sudah sampai. ini rumah ku" ucapnya saat kami tiba di sebuah rumah yang sangat besar
"mwo? Hye Mi ini rumah mu? besar sekali!" aku terperangah melihat pagar rumah nya yang menjulang tinggi bagai gerbang istana. aku tak menyangka di jin an ada rumah sebesar ini.
"ne, ini rumah ku. gomawo untuk hari ini! mianhae aku merepotkan mu!" ucapnya mebungkuk
"gwencana hye mi" tak lama kemudian seorang wanita muda keluar dari rumah besar itu

"Hye Mi kau sudah pulang? kemana saja kau? para pengawal sudah mencari mu dari tadi!" tanya wanita itu memluk hye mi,
"ne eonnie, mianhae aku terlambat!" jawab hye mi menunduk
"hei kau siapa? Hye Mi, kau tak kenal dia kan? kau tidak pulang dengan sepeda jelek itu kan?"
"eonie, jangan seperti itu. dia teman ku dia sangat baik pada ku!!"
"kau ini sudah di bilang jangan bergaul dengan orang seperti mereka, hei maaf ya, sebaiknya kau jauhi adik ku! asal kau tahu saja dia tak terbiasa pulang dengan sepeda butut seperti itu!" bentak eonnie Hye Mi
"eonnie, jangan seperti itu! Mianhae Ryeowook-ah. jangan kau perdulikan dia, eonnie ku memang agak berlebihan!"
"sudah ayo masuk! kau pulang saja sana!" bentak eonnie Hye Mi, membawa hye mi masuk dan menutup rapat pintu gerbang nya.

aku mengayuh sepeda ku tak bersemangat, Kejam sekali eonni hyemi. apa orang kaya seperti itu semua?
keesokan harinya, aku mulai sekolah di sekolah baru ku..

"anyeong,, perkenalkan nama ku KIm Ryeowook, aku murid pindahan dari seoul, senang berteman dengan kalian semua!" ucap ku memperkenal kan diri
si sekolah baru ku, aku duduk dengan seorang anak dari marga Cho, namanya Cho Kyuhyun dia anak yang pintar. saat istirahat dia mengajak ku berkeliling sekolah, tak ku sangka aku bertemu Hye Mi.
"Hye Mi-ah!" sapa ku
"Ryeowook? kau sekolah disini?" Hye Mi terlihat senang
"hei,, kau kenal dengan gadis sombong ini?" tanya Kyu spontan
"ne, dia teman ku?"

Setelah bertemu dengan Hye Mi, Kyuhyun menceritakan tentang hyemi. menurut kyu, hye mi berasal dari keluarga kaya. keluarganya sangat angkuh dan tak menyukai jika hye Mi berteman dengan sembarang orang. meski sebenarnya hye mi adalah anak yang baik. tapi ia selalu di awasi oleh Jang Hye Sung, kakak Hye Mi yang selalu menjemputnya kesekolah. hye Mi tak punya teman. anak anak sekolah membenci keluarganya, mereka selalu menindas Hye Mi.

"wookie kau tahu, kemarin sepertinya anak anak pesta besar!"
"wae?"
"kemarin kami berhasil mengerjainya. kami melemparinya dengan tepung, bahkan kami juga melemparinya dengan telur busuk tapi sial telurnya meleset. dia malah terjatuh kedalam lumpur, sepertinya anak anak sangat puas!"

aku mulai mengerti kenapa kemarin dia pulang sambil menangis dan kakinya terluka
"seharusnya kalian tidak melakukan itu padanya, yang jahat itu kan keluarganya bukan dia!" tanggap ku pada cerita kyu

sepulang sekolah aku melihat hye mi berdiri menunggu seseorang aku datang menhampirinya dengan sepeda ku,
"hye mi kau tunggu apa lagi? kenapa tidak pulang?"
"ryeowook-ah! aku menunggu eonnie ku. tapi ini sudah 2 jam kenapa dia tak datang menjemput ku?" jawab Hye Mi gelisah
"kalau begitu, ayo ku antar seperti kemarin!"
dia mengangguk dan duduk di belakang ku, aku mulai mengayuh sepeda. tapi di tengah perjalanan hujan mulai turun, kami berhenti di sebuah pondok. tak lama kemudian Jung Hye Sung, eonni hye mi muncul
"hye mi masuk kemobil!" bentak eonnie Hye mi
"ne, eonn!" hye mi menurut dan masuk ke mobil
"hei, aku sudah memperingat kan mu, jangan dekati adik ku. jika kau masih nekat , mendekatinya tamtlah riwayat mu!" bentak Hye Sung.

setelah mendapat peringatan dari Hye Sung, aku dan hye mi menjalani hubungan secara diam diam. aku mulai tertarik padanya, dan kami berpacaran hingga masuk ke universitas tanpa sepengetahuan Hye Sung dan keluarga lainnya. Hingga pada suatu hari saat musim semi, aku mengajak Hye Mi jalan jalan dengan sepeda seperti saat SMA dulu, aku memboncengnya di belakang dan mengayuh sepeda pelan, tanpa sadar pengawal Hye Sung menikuti kami. mobil itu mengincar ku, dia menunggu saat yang tepat untuk mebunuh ku, hingga akhir nya kami berhenti untuk istirahat.

"Chagi aku lapar, kau lapar tidak?"
"ya aku juga lapar, kalau begitu kau tunggu di sini aku belikan sesuatu untuk mu!"
"ne, palli!"
"tunggu sebentar, tolong pegang jacket ku!"

aku menyuruh Hye Mi memegang jacket ku dan hye mi memakainya. belum jauh dari tempat nya berdiri tiba2 aku melihat sebuah mobil melaju cepat tapi aku tak menyangka mobil itu mengarah pada Hye Mi, tak lama kemudian terdengar suara teriakan dan benturan keras, aku menoleh kebelakang ku dapati sepedaku hancur dan tak jauh dari sepeda ku dapati hye Mi tergeletak bersimbah darah.

"hye Miii!!" teriak ku berlari kearah nya, aku melihat si pengendara mobil melarikan diri. ternyata itu adalah pengawal Hye Sung, dia mengira hye mi adalah aku karena Hye Mi memakai Jacket ku.

****


"Chagiii!!" terdengar sesosok suara yang sangat ku cintai menyadarkan ku dari lamunan,
"happy 5th anniversarry!" ucap seorang wanita cantik di depan ku
"chagi,, kau sudah pulang?" tanya ku
"kau ingat hari ini hari apa?" dia tersenyum menyodorkan kua tart
"tentu, ini hari pernikahan kita kan?" jawab ku mencium kening nya dan meniup lilin secara bersamaan diatas kue Tart bertuliskan 5Th Anniversarry Hye Mi & Wookie.
"mana Jae Jun dan Jea Ri?" tanya ku menanyakan keberadaan sepasang anak kembar kami,
"mereka sedang bermain hujan! seperti yang di lakukan appa nya dulu!" jawab hye mi tersenyum. aku mencium keningnya dan duduk melihat ke arah Kim Jae Jun dan Kim Jae Rin yang sedang bermain dengan lugunya. mereka baru berusia 3 tahun masa masa yang menggemaskan

aku tak pernah menyangka, kecelakaan yang hampir merenggut nyawa Hye Mi mempersatukan kami. Hye Sung dan keluarga Hye MI merasa bersalah pada kami dan membuat mereka meneyetujui hubungan ku dan hye mi, saat hye mi terbaring koma 2 hari mereka berjanji jika hye mi sadar maka mereka tak akan menghalangi kami lagi. dan benar hye mi sadar 1 hari setelah nya dan sebulan kemudian setelah hye mi sembuh dari lumpuh kami menikah dan di karuniai sepasang anak kembar Kim Jae Jun yang tampan dan Kim Jae Rin yang cantik.

END